RSAF 4th Joint Fighter Weapon Course, Dalami Skill Analisa Pertempuran Udara Jarak Dekat

    RSAF 4th Joint Fighter Weapon Course, Dalami Skill Analisa Pertempuran Udara Jarak Dekat
    Basic Fighter Manuver mengasah dan menguji keterampilan, serta kemampuan penerbang tempur dalam pertempuran udara jarak dekat satu lawan satu

    PEKANBARU - Memasuki fase awal latihan bersama antara TNI AU dan RSAF (Republic of Singapore Air Force), Joint Fighter Weapon Course (JFWC), para penerbang tempur kedua angkatan udara menjalani latihan pertempuran udara Basic Fighter Manuver (BFM) di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau, Senin (16/10/2023).

    Basic Fighter Manuver untuk mengasah dan menguji keterampilan, serta kemampuan penerbang tempur kedua angkatan udara dalam pertempuran udara jarak dekat, satu lawan satu. Hari ketiga manuver lapangan JFWC, TNI AU dan RSAF melibatkan masing-masing empat pesawat tempur F-16 dengan total penerbangan sebanyak 12 sorties.

    Pelaksanaan latihan BFM memerlukan penerbang pesawat tempur untuk selalu berada dalam situasi siaga, melakukan observasi, berorientasi dengan cepat, mengambil keputusan yang tepat, dan mengeksekusi tindakan dengan secepat mungkin. Dalam waktu yang sangat singkat, penerbang harus mampu memahami dan memanfaatkan seluruh persenjataan yang dimiliki untuk memenangkan pertempuran udara.

    Pada level Fighter Weapon Course, setiap kandidat harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang karakteristik performa pesawat tempur dan persenjataan yang digunakan, serta kelemahan lawan yang di hadapi. Mereka harus menganalisis data teknis kemampuan pesawat dan melihat kesalahan yang dilakukan oleh lawan.

    Hal ini memungkinkan Fighter Weapon Instructor untuk selalu mencari peluang dan memanfaatkannya saat terlibat dalam pertempuran udara jarak dekat, tanpa memandang jenis pesawat lawan yang dihadapi. Mereka harus mahir mengatur penggunaan energi kinetik dan energi potensial pesawatnya saat melakukan fase kritis bersilat jarak dekat di udara agar secepat mungkin bisa memasukkan pesawat lawan dalam perimeter penembakan rudal jarak dekat atau Vulcan gun 20 mm pesawat F-16 nya.

    Pentahapan Flying Phase ini mempersiapkan penerbang tempur untuk menghadapi situasi pertempuran jarak dekat atau dogfight. Selain meningkatkan kemampuan para penerbang tempur kedua Angkatan Udara, JFWC juga bertujuan meningkatkan kerjasama yang lebih erat lagi antar kedua negara, khususnya kerjasama TNI AU dengan Angkatan Udara Singapura. (Dispenau)

    pekanbaru riau
    Hariyono SH

    Hariyono SH

    Artikel Sebelumnya

    Dr. Ing. Ilham Habibie: International University...

    Artikel Berikutnya

    Hendri Kampai: Macan Versus Banteng di Antara...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Utopia Indonesia, Visi Indonesia Emas Namun Uang Kuliah Semakin Tak Terjangkau
    Diskusi Panel di Rapimnas Kupas Potensi Sabut Kelapa untuk Solusi Longsor dan Pemberdayaan Ekonomi  
    Susi Andrianis, Pemilik Putratama Group, Dilantik sebagai Wakil Ketua KADIN, Siap Pimpin Transformasi Pertanian Indonesia
    Jurika Fratiwi Dikukuhkan sebagai Ketua Komisi Advokasi Perlindungan Hak Anak dan Perempuan KADIN Indonesia, Luncurkan Program Unggulan

    Ikuti Kami