BANYUWANGI - Usai memastikan sistem pengamanan kedatangan Presiden Joko Widodo di Banyuwangi, Kapolda Jatim Irjen Pol Dr.Toni Harmanto, MH bersama Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf, dan Pangkoarmada II Laksda NI TSNB Hutabarat menyambut kehadiran Presiden Jokowi di Bandara Blimbingsari Banyuwangi.
Kedatangan Presiden di Banyuwangi juga disambut langsung Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
Presiden mendarat di Bandara Internasional Blimbingsari di Kecamatan Rogojampi Kab. Banyuwangi sekira pukul 17.30 WIB setelah sebelumnya lepas landas dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, pukul 16.00 WIB.
Kunjungan Presiden Jokowi ke Bumi Blambangan ini dalam rangka menghadiri Festival Tradisi Islam Nusantara (FTIN), di Stadion Diponegoro, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim).
Festival tersebut merupakan rangkaian dari Peringatan Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU).
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengajak seluruh umat Islam khususnya warga NU untuk menggunakan seni dan budaya sebagai bagian dari dakwah.
“Saya ingin mengajak umat Islam di seluruh penjuru tanah air, khususnya warga Nahdlatul Ulama, untuk ikut menjaga dan melestarikan kekayaan budaya nusantara, ” kata Jokowi dikutip laman setkab Banyuwangi.
Baca juga:
Baharkam Polri Evaluasi Penanganan Pandemi
|
Menurut Jokowi seni budaya bisa digunakan sebagai bagian dari dakwah dan syiar untuk membangun peradaban, membawanya tetap eksis dan mampu beradaptasi dengan kemajuan zaman di masa depan
Presiden menilai, seni dan budaya bukan hanya tontonan tapi juga mengandung pesan tuntunan hidup untuk selalu mengingat keagungan Allah Swt. serta mengajak amar ma’ruf nahi munkar.
“Menghaluskan rasa, memperkuat toleransi serta moderasi dan menjaga keharmonisan dalam keberagaman, serta memperkuat sistem sosial dalam masyarakat kita nusantara, ” ujarnya.
Lebih lanjut Presiden menekankan, bangsa Indonesia harus belajar dari alim ulama di masa lalu, antara lain Wali Songo, yang memilih jalan kebudayaan dalam menjalankan dakwah dan syiar Islam.
Selain itu juga dapat membuat ajaran Islam bisa bersanding dan menjiwai kebudayaan-kebudayaan yang ada di daerah-daerah kita di tanah air yang beragam yang bermacam-macam dan memberikan kontribusi besar dalam membangun peradaban nusantara.
Berkat kearifan para alim ulama tersebut, lanjut Kepala Negara, bangsa Indonesia yang memiliki keragaman suku, agama, bangsa, dan budaya dapat tetap kokoh, rukun, dan bersatu.
“Ini bisa memperkaya dan menjadikan kebudayaan kita semakin istimewa, ” imbuhnya.
Menutup sambutannya, Presiden juga menyampaikan apresiasi terhadap gelaran FTIN yang menampilkan dan memperkenalkan kembali kekayaan tradisi Islam nusantara sekaligus menggugah kepedulian dan kecintaan terhadap kekayaan budaya bangsa.
“Terima kasih kepada seluruh keluarga besar Nahdlatul Ulama yang telah konsisten tetap istikamah mengambil peran sebagai penebar toleransi, ” pungkasnya. (*)